Free Delivery on all Books at the Book Depository

Sunday, March 08, 2009

Dan Kematian Makin Akrab

Puisi dari Indonesia oleh Subargio Sastrowardoyo

Ada baiknya
mati muda dan mengikut
mereka yang gugur sebelum waktunya

Di ujung musim yang mati dulu
bukan yang dirongrong penyakit
tua, melainkan dia
yang berdiri menentang angin
di atas bukit atau dekat pantai
dimana badai mengancam nyawa.

Sebelum umur pahlawan ditanam

di gigir gunung atau di taman-taman
di kota
tempat anak-anak main
layang-layang. Di jam larut
daun ketapang makin lebat berguguran
di luar rencana

Dan kematian jadi akrab, seakan kawan berkelakar

yang mengajak
tertawa
itu bahasa

semesta yang dimengerti

Berhadapan muka

seperti lewat kaca
bening
masih dikenal raut muka
bahkan kelihatan bekas luka
dekat kening

Ia menggapai tangan

di jari melekat cincin

Lihat, tak ada batas

antara kita. Aku masih
terikat kepada dunia
karena janji karena kenangan

Kematian hanya selaput

gagasan yang gampang diseberangi

Tak ada yang hilang dalam

perpisahan, semua
pulih
juga angan-angan dan selera
keisengan

Di ujung musim

dinding batas bertumbangan
dan kematian makin akrab

Sekali waktu bocah

cilik tak lagi
sedih karena layang-layangnya
robek atau hilang

Lihat, bu, aku tak menangis

sebab aku bisa terbang sendiri
dengan sayap
ke langit

0 comments: